Selasa, 15 Agustus 2017

Demi Kebaikan

Semua orang pernah merasakan sedih, bahagia, sedih lagi, bahagia lagi, dan seterusnya.
Semua orang pernah merasakan hidup susah, lalu bahagia, pedih, bahagia lagi, kecewa, muak, dan seterusnya.
Semuanya memiliki dinamikanya masing-masing yang membawa setiap orang pada kedewasaannya masing-masing.
Semuanya memiliki peristiwanya masing-masing yang membawa setiap orang pada hikmah kehidupan sehingga ia dapat mengambil hikmah sebagai pelajaran.

Jika ada seseorang yang datang padamu membawa kebaikan, lalu itu membuatmu terlena dan lupa daratan, maka jangan heran ketika ia tidak lagi melakukan kebaikan padamu, karena itu semua demi kembalinya kebaikan. Demi kebaikan dirimu, orang lain, atau bahkan dirinya sendiri.

Abstrak

Tuhan menciptakan manusia itu berpasang-pasangan. Tanpa kita tahu apakah sepasang manusia itu si kaya&si kaya atau si kaya&si miskin, si sombong&si rendah hati atau si sombong&si sombong. Pun peristiwa begitu. Tuhan menciptakan peristiwa untuk diperoleh hikmahnya. Tanpa kita tahu apakah nanti merasakan kesedihan, kesakitan, kesengseraan, kenikmatan atau kebahagian. Itu sudah menjadi rahasiaNya, sampai kita sendiri yang menemukan hikmahnya melalui keikhlasan.

Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda dan sifat yang berubah-ubah. Namun terkadang ada manusia yang justru mencari yang sempurna dan lupa bersyukur.
Setiap manusia memiliki kesabaran dan ilmu memaafkan. Namun terkadang ada manusia yang lupa menghargai dan mengulangi kesalahan yang sama.
Setiap manusia memiliki kesedihan dan kekecewaan. Namun terkadang ada manusia yang tak saling peduli dan menutup kasih.

Kedua paragraf di atas mungkin terlihat abstrak. Tidak karuan. Tidak jelas.
Ada satu yang jelas terlihat adalah linangan air mata.